• Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • SUICIDE SILENCE

    Black Metal

  • Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 4 Title

    This is slide 4 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 5 Title

    This is slide 5 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Slide 6 Title

    This is slide 6 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

Rabu, 13 November 2013

Posted by Unknown On 22.51 | No comments

Prosedur Pengoperasian Video Editor

Apa itu Video ?


Video/Film adalah rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Kita sebagai manusia tidak dapat menakap jeda antar frame yang diputar dengan kecepatan tinggi, rata-rata di atas 20 frame per detik. Standar kecepatan perputaran frame ini kita mengenal beberapa standar broadcast.


Video Analog dan Video Digital
  1. Video Analog, Gambar dan Audio direkam dalam bentuk sinyal Magnetik pada pita magnetik.
  2. Video Digital, juga serupa dengan Video analog, gambar dan sura digital direkam dalam pita magnetic, tetapi menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1.


Format Data Video

  1. Video Analog : VHS, S-VHS, Beta, Hi-8
  2. Video Digital : Digital 8, AVI, Mov, MPEG1 (VCD), MPEG2(DVD) DV, MPEG4 dan lainya.
Perbedaan data format tersebut ditentukan oleh ukuran rekaman gambar atau resolusi, dan data ratenya.



Contoh :

MPEG1 memiliki resolusi 352 x 288 pixel, dengan data rate/bitratenya 1,15 Mbps, digunakan untuk VCD, sama dengan VHS pada Video Analog MPEG2 memiliki resolusi 720 x 576 pixel dan bitratenya 9,8 Mbps, digunakan untuk DVD, sama dengan S-VHS pada Video Analog MPEG4 digunakan untuk video streaming.
Video Digital, tidak adanya penurunan kualitas gambar dan audio dalam proses reproduksi (selama tidak dilakukan kompresi), selain itu lebih mudah dalam editingnya dengan system non-linear, tetapi apabila ada kerusakan sebagian data (kombinasi sinyal 0 dan 1) maka akan rusak keseluruhan, berarti kita tidak dapat menggunakan data tersebut.


Teknik Video Editing

Teknik Linear dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberi istilah klip dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCRVideo Cassete Recorder), bias juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect.

Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalam editing, tetapi jauh lebih muda karena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia. Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.

Peralatan Kerja
  1. PC sekelas P4 atau AMD Athlon, sebaiknya menggunakan teknologi Hyper Trading.
  2. Capture Video Card dan Port, Contoh : Pinacle, Port Fire Wire IEEE 1394, USB2, digunakan untuk proses transfer dari camcoder ke PC.
  3. Kabel Firewire atau USB
  4. Harddisk, untuk pengolahan Video Intensif lebih baik menggunakan SCSI Harddisk, sedangkan untuk yang standar gunakan saja HDD serial ATA, Putaran HDD minimal 7200 rpm.
  5. Sound Card
  6. VGA card
  7. CD-ROM dan CD-RW/DVD-RW


Alat dan Bahan

Personal Compter (PC) dengan standar sebagaimana di syaratkan diatas.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1) Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar.

2) Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.

3) Pastikan komputer dalam keadaan baik, semua kabel penghubung terhubung dengan benar.

4) Jangan meletakkan benda yang dapat mengeluarkan medan elektromagnetik di dekat komputer              (magnet, handphone, dan sebagainya).

5) Gunakanlah komputer sesuai fungsinya dengan hati-hati, jangan bermain game.

6) Setelah selesai, matikan komputer sesuai prosedur yang aman!
Langkah Kerja

1) Siapkanlah semua peralatan yang akan digunakan!

2) Periksa semua kabel penghubung pada PC.

3) Nyalakan PC dan jalankan program video editing

4) Kerjakan Tugas dan Tes Formatif di atas.

5) Apabila menemui kesulitan dalam memahami materi yang ada, segera tanyakan denga instruktur.

6) Setelah selesai, matikan komputer dan rapikan seperti semula.
Penyuntingan Video dengan Adobe Premier


Setelah melaksanakan kegiatan Pemelajaran 2 diharapkan peserta diklat dapat mengenal dan mengoperasikan software Penyuntingan Video.Sekarang Kita mulai dengan membuka Adobe Premiere Pro Klik Start >Program > Adobe > Adobe Premiere Pro, premiere akan menanyakan kepada kita apakah kita akan membuka file yang telah ada, atau membuat file baru, untuk latihan ini tetntu saja kita akan membuat file baru.

Dan selanjutnya muncul windows dengan dengan New Project klik pada tab

Custom Setting, pada frame General , seperti tampak pada gambar barikut :
Gambar 3. Tampilan Custom Settings Pada Window New Project

kerena kita kita akan membuat file Video lebih baik kita memilih

Editing Mode Video for windows,

Time base 29.97 frame per second,



Pada Frame Video kita isikan

Frame size 720h : 480v

Frame rate: 29.97 frames/second

Pixel Aspect Ratio: D1/DV NTSC (0.9)

Pada Frame Audio kita isikan:

Sample rate 44100 Hz

Display Format Audio Sample

Dan apabila akan menyimpan settingan ini kita tekan tombol SavePreset, kita

isi kan nama dan description, dan secara otomatis setingan kita akan terlihat

pada tab Load Preset, kita simpan File project (ex: Latihan) kita tersrah

menentukan lokasi file project kita.



1) Elemen-Elemen Premier Pro

Jendela Project :
Gambar 4. Area Kerja Adobe Premier

Tempat menampilkan informasi file proyek aktif dari pekerjaan pengeditan video yang tengah dilaksanakan. Juga tempat menyimpan clip-clip hasil impor untuk penggunan pengeditan. Selain itu efek video dan audio juga kita simpan di jendela ini.

Jendela Monitor :
Jendela untuk menampilkan clip-clip video dan draft pengeditan yang tengah dilaksanakan.

Jendela Timeline :
Area Kerja dalam pengeditan video dengan menyusun clip-clip video untuk membentuk sebua rangkaian video final.

Toolbar :
Tombol/shortcut fungsi dalam melakukan pengeditan video

Palet :
Jendela tambahan untuk mengetahui yang sedang dilaksanakan.

Import File
Untuk melakukan pengeditan suatu video, terlebih dahulu kita meng-impor file kita perlukan, dengan cara klik menu File>Import (Ctrl+I) atau klik kanan pada windows project dan pilih import, di sini kita bias meng-impor file video,audio dan image. Pada project windows kita bisa membuat Bin(seperti folder pada windows explorer) Bin ini memudah kita dalam memanagement file project kita. Pada latihan ini kita akan membuat 3 bin dengan nama bin masing2 Video,audio, dan image.

Cara membuat Bin, klik pada menu File>New>Bin, atau klik kanan pada project windows pilih bin.
Gambar 5. Tampilan Window Project



Transition

Transisi merupakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain, dalam pengeditan suatu video transisi merupakan perpindahan dari satu video ke video berikutnya. Kali ini kita akan mencoba untuk memasukkan sebuah film ke dalam areal kerja kita. Tahap awal yang harus kita lakukan adalah “klik File dari Bar lalu klik Import”. Setelah kita klik import kita lihat pada Project Window secara otomatis terdapat file yang kita import. Untuk meletakkan file yang telah kita import ke dalam TimeLine guna pengeditan, akan kita lakukan dengan cara yang paling mudah dengan teknik DRAG atau DROP yaitu menarik langsung file yang kita inginkan ke dalam time line, untuk file video dan image kita masukkan ke timeline pada track video sedangkan file audio kita masukkan ke track audio.
Setelah file dimasukkan ke dalam timeline, tampilan gambar yang kita lihat sangat kecil. Untuk memperbesar tampilannya klik Zoom tool yang berada pada toolbox disamping timelime, klik menu windows>Tools. Sekarang kita memasukkan dua file video kedalam track video 1 dan video 2
Gambar 6. Jendela Timeline


Sekarang kita akan mencoba untuk membuat sebuah Transition. Transisis ini berfungsi untuk membuat tiap perubahan video 1 dan 2 atau tiap perpindahan antara scene I dan scene II menjadi halus. Untuk membuka perintah transisi kita buka menu Window lalu klik Effect, dan window effect akan muncul (secara default windows effect ini terdapat pada project windows).
Gambar 7. Daftar Effects pada jendela Project


Pada menu ini terdapat banyak pilihan, kalau telah memilih transition yang sesuai dengan keinginan maka kita gunakan teknik DRAG dan DROP lalu letakkan kedalam Timeline diantara video 1 dan video 2. (lihat gambar di bawah ini).Untuk melihat hasilnya tarik pointer sehingga melewati transisi, dan lihat pada monitor windows.
Gambar 8. Tampilan Jendela Timelines

Proses Editing

Disini kita akan memulai pengeditan Video. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah klik 2 kali pada file yang berada di Project Window, lalu kita akan masuk kedalam Source Monitor( monitor sebelah kiri) Source Monitor dapat digunakan untuk memotong gambar, yaitu dengan menentukan terlebih dahulu frame mana yang kan kita masukkan ke dalam Timeline. Setelah kita tentukan frame yang akan kita ambil lalu klik tombol “Set In Point( { )” kemudian tentukan sampai frame berikutnya lalu tekan tombol “Set Out Point( } )”.
Gambar 9. Tampilan Monitor video yang sedang di edit

Kemudian cara meletakkan frame tersebut kedalam TimeLine pilih dulu track yang kita ingin kan untuk menempatkan potongan video terdebut, kemudian klik tombol “Insert” pada monitor windows. Secara otomatis frame tersebut masuk ke dalam TimeLine. Atau drag and drop Monitor source nya. Ke dalam Timeline dan track yang kita pilih.


Gambar 10. Tampilan track pada timelines
sumber : http://ponco99.blogspot.com/2013/11/apa-itu-video-videofilm-adalah.html#more

Posted by Unknown On 22.46 | No comments

MENATA KABEL-KABEL KAMERA


Dalam proses pembelajaran maupun proses pengambilan gambar shooting video umumnya menggunakan kamera video yang dilengkapi berbagai jenis kabel, mulai dari:

  • Kabel Charger
  • Kabel USB
  • Kabel Video
  • Kabel Audio
  • Dll
Penataan kabel kamera video mungkin tidak terlalu sulit, tetapi harus tetap di perhatikan agar proses pengambilan gambar shooting video berjalan lancar. Karena dalam penataan kabel kamera haruslah diletakkan pada posisi yang tepat dan pada tempat-tempat yang tidak membahayakan ketika proses pengambilan gambar shooting tengah berlangsung.Bila kurang berhati-hati maka akan menyebabkan hal yang fatal, dikarenakan resiko terlilitnya kabel-kabel kamera video yang begitu banyak dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan (mengganggu dalam hal proses shooting).


Contoh Kabel Untuk Sambungan


          1. Memilih dan menyiapkan kabel kamera video
    • Kabel dipilih dan dikenali kesalahan serta kerusakannya, untuk kemudian dilakukan perbaikan yang sesuai menurut tingkat keahlian. Agar nantinya ketika digunakan kabel tidak membahayakan ketika ada bagian-bagian yang terkelupas atau kesalahan pada peletakannya.
    • Penanganan, perbaikan dan perakitan kembali kesalahan kabel sesuai syarat keselamatan dan instruksi pabrik yang sesuai. Baca kembali buku petunjuk pengoprasian kamera video, biasanya didalamnya terdapat tata cara memasang kabel- kabel kamera video saat shooting maupun capturing video.
    • Dipastikan bahwa semua kabel dapat beroperasi dan tersedia pada lokasi dan waktu yang benar saat pengambilan gambar.
          2. Menangani kabel kamera video
    • Dipastikan sumber tenaga cocok dan tersedia, pilihlah sumber tegangan yang aman agar kabel kamera yang terjulur tidak terlalu panjang.
    • Penggunaan rencana kamera dan informasi kabel untuk memastikan tempat-tempat kabel dan larinya kabel.
    • Perhatikan kabel-kabel kamera yang terjulur, agar tidak membahayakan ketika proses shooting tengah berlangsung.
    • Penentuan tempat, lari dan panjangnya kabel sesuai antisipasi gerak kamera dan persilangan kabel diperkecil.
    • Penggambaran denah kabel untuk menghindari terjadinya simpul atau pelintiran saat digunakan. Jangan sampai kabel yang terjulur terlilit satu sama lain.
    • Penguluran kabel power dari kontaktor menuju kamera.
    • Kabel diamankan untuk menghindari ketegangan olokan dan pencongkelan.
    • Rute kabel dipastikan dan teratur, sehingga unit pengendali kamera, kabel gantung, kabel julur landai telah lengkap sesuai dengan rencana gerak kamera dan terpenuhi dengan cara yang aman.
    • Semua kabel kamera dipastikan berasal dari titik outlet yang benar menuju ke kamera dan dipastikan tidak merintangi kamera yang digunakan pada pembuatan produksi.
    • Dipastikan bahwa kabel kamera yang dipa sang telah berfunsi dan tidak membahayakan personel yang terlibat dalam pembuatan film atau masyarakat umum.
        3.   Mengungari kabel kamera video
    • Semua kabel dijulurkan dan dipastikan kabelkabel tersebut digulung untuk menghindari ketegangan dan kerusakan.
    • Kabel-kabel dipastikan melingkar bebas dari keruwetan dan cukup aman. Jangan sampai kabel terlihat ruwet/terlilit agar tidak menyulitkan dalam pengoprasian kamera video.
    • Kabel dikemas dalam keadaan bersih dan aman untuk menghinda ri kerusakan dan siap untuk dipindahkan bila perlu.
    • Pelaporan dan dokumentasi kabel yang r usak dan perlu perawatan pada personil yang relevan.
    • Pekerjaan lapangan ditinggalkan dalam keadaan seperti semula, dipastikan tidak ada akibat merugikan pada pekerjaan lapangan itu.
Penataan kabel kamera video mungkin tidak terlalu sulit, tetapi harus tetap di perhatikan agar proses pengambilan gambar shooting video berjalan lancar. Karena dalam penataan kabel kamera haruslah diletakkan pada posisi yang tepat dan pada tempat-tempat yang tidak membahayakan ketika proses pengambilan gambar shooting tengah berlangsung. Disamping itu, kita juga harus mengetahui jenis-jenis kabel kamera dan fungsinya masing-masing, agar nantinya tidak keliru dalam hal pemasangan atau penyambungan.Bila kurang berhati-hati maka akan menyebabkan hal yang fatal, dikarenakan resiko terlilitnya kabel-kabel kamera video yang begitu banyak dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan (mengganggu dalam hal proses shooting). Penggunaan kabel kamera juga harus sesuai kebutuhan, bila tidak terlalu penting, kurangi penggunaan kabel-kabel yang tidak digunakan. Agar terlihat rapid an mudah dala penggunaan kamera video.
sumber : http://oktapiyanti.files.wordpress.com/2011/09/menerapkan-teknik-pengambilan-gambar-produksi.pdf

Posted by Unknown On 22.45 | No comments

MENGOPERASIKAN KAMERA VIDEO

Cara Mengoperasikan Kamera Video Secara Umum

Pada dasarnya pengoperasioan kamera video itu mudah. Apapun mereknya secara prinsip adalah sama. Pada bagian ini nanti akan banyak dibahas tentang bagaimana mengoperasikannya.


  1. Menghidupkan power
    Untuk menghidupkan camcorder anda saat layar LCD terbuka, tekan POWER.



  2. Atur area geografis

  3. Setting tanggal dan waktu

  4. Menyiapkan media rekaman
    Media perekaman yang dapat digunakan berbeda-beda (Memorry, kaset atau hardisk) tergantung pada camcorder yang kita pakai. Ikon berikut akan ditampilkan di layar.

  5. Memasukkan memory, Buka penutup, arahkan ujung tumpul kartu memori seperti ditunjukkan dalam ilustrasi, dan masukkan ke celah kartu memori hingga berbunyi klik.

  6. Merekam Gambar, Langkah-langkah yang dilakukan ketika kita merekam gambar adalah:
    a. Membuka penutup lensa


    b. Bila tidak memakai tripod, kencangkan tali pegangan


    c. Buka layar camcorder

        Secara otomatis camcorder akan menyala, apabila tidak maka tekan tombol power


    d. Tekan START/STOP untuk memulai merekam

    Bisa juga menyentuh simbol bulat warna merah pada bagian kiri bawah LCD

    Untuk berhenti merekam tekan kembali START/STOP, atau bias juga dengan menyentuh symbolbulat warna merah pada bagian kiri bawah LCD

Posted by Unknown On 22.42 | No comments

Cara Membuat AutoRun

Selamat malam semuanya sobat Barkah Blog, kali ini admin akan posting tentang "Cara Membuat AutoRun pada CD/DVD"

Sebelum kita masuk ke materi yang akan di bahas, kita harus tahu dulu apa itu AutoRun? ada yang tahu? Nah, AutoRun adalah Fasilitas yang dapat menjalankan sebuah aplikasi secara otomatis begitu sebuah CD atau DVD dimasukkan ke dalam CDiDVD drive. 


Berikut ini adalah tips cara membuat AutoRun pada CD/DVD, langkah-langkahnya adalah :
  • Buka notepad
  • Ketikan:

[autorun]
open=namaFile.exe [Yang Mau Di Jalankan Otomatis Pada CDnya]
icon=namaFileIkon.ico [Yang Mau Di jadikan Ikon Pada CD Tersebut]

  • Save as
  • Pilih ‘save as type’-nya all files (jangan text!) kemudian beri nama autorun.inf (namanya harus autorun + ekstensinya harus inf)
  • Copy-kan file autorun.inf ke CD tersebut

Yang perlu sobat BB perhatikan :
  1. File autorun.inf harus berada di root utama CD tersebut
  2. File yang bisa berjalan otomatis pada autorun hanya file application (*.exe, *.bat, *.com, *.hta, dsb) sedangkan untuk file-file lain tidak. 

sumber:http://ahmadbarkah1.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-autorun-pada-cddvd.html?showComment=1384063007459#c6942722035726613214

Posted by Unknown On 22.30 | No comments

Klasifikasi shot dasar:


1.ECU(EXTREME CLOSE UP)

ECU(EXTREME CLOSE UP)
Menampilkan gambar yang sangat detail
   
2. VCU(VERY CLOSE UP)

VCU(VERY CLOSE UP)
   Permukaan wajah,jika yang di shot wajah manusia kepala bagian atas dan dagu sedikit terpotong
3.BCU(BIG CLOSE UP)
BCU(BIG CLOSE UP)

   dari wajah hingga ke leher
4.CU(CLOSE UP)
CU(CLOSE UP)
   Menampilkan seluruh permukaan wajah himgga sedikit ke bahu dan sedikit pada bagian dada

5.MCU(MEDIUM CLOSE UP)
MCU(MEDIUM CLOSE UP)

  Menampilkan seluruh permukaan wajah hingga pada bagian dada dengan patokan tangan pada bagian siku sedikit ke atas

6.MS(MEDIUM SHOT)
MS(MEDIUM SHOT)

   Hampir sama dengan MCU tapi pada MS siku sudah kelihatan hingga sedikit kebawah

7. THREE  QUARTER SHOT
THREE  QUARTER SHOT

    menampilkan badan hingga bagian lutut ke atas

8. FULL LENGHT SHOT
FULL LENGHT SHOT

    Menampilkan seluruh badan dan besarnya memenuhi layar / screen(fit to screen)

9. LONG SHOT
LONG SHOT

   Menampilkan seluruh badan . Besar objek sekitar 1/3 sampai 3/4 dari lebar layar

Posted by Unknown On 22.28 | No comments

Pengertian CLAPPER BOARD

     Dalam film dan produksi video, clapperboard adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk membantu dalam sinkronisasi gambar dan suara, selain itu, clapperboard yang digunakan untuk memilih dan menandai adegan tertentu dan mengambil direkam selama produksi. Banyak nama lain yang umum digunakan, termasuk anak genta, papan, batu tulis, papan batu tulis, sabak sync, batu tulis waktu, tongkat, papan, dan spidol. The bertepuk "tajam" kebisingan yang clapperboard membuat dapat diidentifikasi dengan mudah pada jalur audio, dan menutup dari clapstick dapat dilihat pada jalur visual terpisah. Kedua lagu dapat tepat disinkronisasi dengan mencocokkan suara dan gerakan.

Ketika suara film dan gambar berada di luar sinkronisasi, ini dikenal sebagai tutup bibir.


The clapperboard atau papan batu tulis adalah kombinasi dari batu tulis papan tulis yang diselenggarakan informasi mengidentifikasi adegan berikutnya dan clapstick yang yang digunakan untuk menyelaraskan suara dan gambar. Pada hari-hari awal film, satu orang akan menyelenggarakan sebuah batu tulis bagi kamera dengan informasi tempat, sementara yang lain bertepuk berengsel dua tongkat bersama di depan kamera [1] Kombinasi keduanya ke dalam satu unit. Membuatnya lebih mudah bagi hanya satu orang untuk menangani pekerjaan kedua.
Sebuah clapperboard berisi angka dan garis LED berwarna pada tongkat.

clapperboards tradisional digunakan untuk terdiri dari kayu dan batu tulis clapstick berengsel terpasang ke puncak batu tulis. Namun, clapperboards modern saat ini umumnya menggunakan sepasang tongkat kayu papan tulis atau papan tulis di atas kaca akrilik transparan yang tidak memerlukan pencahayaan tambahan dari sisi kamera untuk dapat dibaca. Beberapa versi juga backlit. papan tulis Smart mahal elektronik versi kode SMPTE waktu dengan nomor LED. The clapsticks garis diagonal disisipkan tradisional hitam dan putih dalam rangka untuk memastikan visual yang jelas bertepuk di hampir semua kondisi pencahayaan, tapi dalam beberapa tahun terakhir tongkat dengan garis-garis warna dikalibrasi juga menjadi tersedia. Pada beberapa produksi terutama yang dibuat di digital domain, elektronik-superimposed versi clapperboard telah menggantikan sebuah hal yang nyata.
Sebuah batu tulis clapperboard kayu tradisional.

Digunakan, rincian berikutnya mengambil ditulis di atas batu tulis clapperboard tersebut.

Hal ini biasanya meliputi tanggal, judul produksi, nama sutradara, nama direktur fotografi dan informasi adegan - yang populer berikut dua sistem: Amerika - jumlah adegan, sudut kamera dan mengambil nomor; misalnya adegan 24, C, ambil 3; Eropa - jumlah batu tulis, mengambil nomor (dengan surat kamera penembakan batu tulis jika menggunakan beberapa kamera); misalnya batu tulis 256, mengambil 3C. Seringkali sistem Eropa juga akan menyertakan nomor adegan, namun, lembaran terpisah yang kontinuitas peta jumlah batu tulis ke nomor adegan, sudut kamera dan mengambil nomor dapat digunakan jika jumlah adegan tidak termasuk pada batu tulis. Ini umumnya tidak sebesar perhatian dengan film-film pendek, namun. Loader genta (atau 2 AC) secara umum bertanggung jawab untuk pengoperasian dan pemeliharaan clapperboard, sedangkan script supervisor bertanggung jawab untuk menentukan sistem yang akan digunakan dan apa yang diberikan mengambil nomor seharusnya. Meskipun biasanya cukup jelas sekali sistem yang telah disepakati, script supervisor biasanya dianggap sebagai wasit final dalam hal situasi yang tidak jelas.

Sebuah identifikasi verbal nomor, yang dikenal baik sebagai "batu tulis suara" atau "pengumuman", terjadi suara setelah mencapai kecepatan. Pada saat yang sama atau segera sesudahnya, kamera akan mulai berjalan, dan clapperboard kemudian difilmkan sebentar pada awal mengambil dan clapsticks yang bertepuk tajam segera setelah kamera telah mencapai kecepatan sinkron. prosedur khusus bervariasi tergantung pada sifat produksi (dokumenter, televisi, fitur, komersial, dsb) dan kamera dominan membantu konvensi di wilayah ini, oleh karena itu tidak mungkin untuk menggambarkan praktik definitif selain dari prinsip-prinsip umum. [2 ]

Kadang-kadang sebuah batu tulis ekor atau batu tulis adalah akhir film ini di akhir mengambil, selama ini diadakan clapperboard terbalik.
clapperboard adalah sebuah perangkat yang digunakan dalam film, televisi, dan iklan produksi untuk membantu proses sinkronisasi suara dan rekaman film. Karena suara dan film biasanya dicatat secara terpisah, mereka harus sama dengan hati-hati selama proses editing, atau produksi yang dihasilkan akan merasa sedikit ke pemirsa. Bila sinkronisasi sudah sangat miskin, mungkin menjadi hampir komik, tapi bahkan perbedaan kecil bisa sangat membingungkan untuk pemirsa.

Ada dua komponen untuk clapperboard sebuah: genta, dan batu tulis. genta ini terdiri dari dua potongan kayu atau plastik yang bisa diambil bersama-sama untuk membuat bunyi clacking khas yang mudah ditemukan pada rekaman suara. Dengan pencocokan suara klak ke tindakan fisik pada film, editor dapat menyinkronkan rekaman suara dan film. Clapperboards kadang-kadang juga diberikan sebagai kenang-kenangan dari produksi film.

batu tulis yang digunakan untuk mencatat informasi tentang produksi, termasuk nama produksi, sutradara, direktur fotografi, dan tempat kejadian. Yang mengambil nomor dan sudut kamera juga ditulis di atas batu tulis. Informasi ini membantu orang-orang di ruang editing, yang memungkinkan mereka untuk cepat tahu apa yang mereka cari di dengan membaca clapperboard tersebut.

Untuk menggunakan clapperboard, kru menyiapkan adegan film, menulis keluar informasi tentang clapperboard, memegang sampai clapperboard, kemudian menyalakan kamera. Biasanya, informasi pada batu tulis dibacakan, dan kemudian genta adalah bentak. Setelah ini, para aktor dapat mulai melakukan. Suara di set diangkat dan direkam ke satu perangkat, sementara adegan film ini disimpan di dalam kamera.

Clapperboards tidak perlu harus clacked untuk menandai sebuah adegan. Beberapa pembuat film menggunakan papan tulis digital, di mana timer disinkronisasikan dengan kamera. Ketika clapperboard ini tertahan di awal adegan, kamera catatan waktu di papan, memungkinkan editor untuk menemukan titik yang sama dalam film atau perekam digital untuk menyinkronkan dengan suara nanti.

Semua informasi pada clapperboard juga dicatat dalam buku kontinuitas produksi, sehingga orang-orang di kru dan di ruang editing dapat melihat rincian nanti. Sebagai contoh, sebuah editor yang ingin mencari sebuah adegan khusus untuk bekerja pada bisa memeriksa buku kontinuitas untuk mencari tahu di mana harus berada.
Fungsi CLAPPER BOARD


Taukah kamu apa fungsi dari papan atau lebih dikenal dengan CLAPPERBOARDt? Pada waktu kamu merekam dengan menggunakan kamera video perekam, gambar dan suara akan menjadi selaras karena direkam pada pita yang sama. Mulai dari durasi, nomor/nama adegan, tanggal pengambilan gambar, dan nomor urut pengambilan gambar. Clapperboard adalah cara untuk menangani proses peyelarasan atau sinkronisasi.
Kamu mungkin pernah melihat proses pengambilan gambar suatu film atau video klip di televisi. Dalam proses pengambilan gambar tersebut, kamu akan melihat seorang kru membawa sebuah papan yang diletakkan di depan aktor atau aktris dan mengatupnya ketika sutradara berteriak Action!!! Taukah kamu apa fungsi dari papan tersebut?
Pada waktu kamu merekam dengan menggunakan kamera video perekam, gambar dan suara akan menjadi selaras karena direkam pada pita yang sama. Akan tetapi, ketika membuat film, gambar-gambar dan suaranya direkam secara terpisah. Gambar direkam pada film dengan kamera, dan suaranya direkam ke dalam tape perkam analog digital yang terpisah (atau akhir-akhir ini pada tape digital, seperti tape DAT). karena gambar dan suranya direkam pada 2 bagian yang berbea, kamu memerlukan cara untuk menyelaraskannya.
Clapperboard adalah cara tradisional untuk menangani proses peyelarasan atau sinkronisasi. Bagian bawah clapperboard biasanya berupa papan yang digunakan untuk menuliskan adegan dengan angka. Informasi ini membantu mengidentifikasi pengambilan gambar selama proses editing.. begitu tape recorder dan kamera berputar, operator clapperboard menempatkan clapperboard di depan kamera sehingga kamera dapat melihat, membaca adegannya.
,,, BAGIAN CLAPPERBOARD ,,,
Scene : Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
Take : Menunjukan jumlah take yang dipakai.
Sound : Kotak ini menunjukan apakan adegan yang sedang digarap mengunakan sound atau tidak.
Prod : Judul Film
Dir : Nama Sutradara
Date : Tanggal syuting
Camera : Nama penata kamera
Int dan Ext :Adegan dilaksanakan di dal
am

Blogroll

About